Ketua Dewan Pakar Gerbang Betawi Prof Zulkifli Dikukuhkan Jadi Guru Besar Tetap UI

Ketua Dewan  Pakar Gerbang Betawi Prof Zulkifli Dikukuhkan Jadi Guru Besar Tetap UI

Pengukuhan Zulkifli Djunaidi sebagai Guru Besar Tetap FKM UI.-DOK.FJB-

JURNALISID.COM --- Ketua Dewan Pakar Gerakan Kebangkitan Betawi (Gerbang Betawi), Zulkifli Djunaidi, dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap dalam bidang Ilmu Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Rabu (20/11).

Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul 'Manajemen Risiko K3 untuk Mengantisipasi Future Risk karena Perkembangan Teknologi dan Gap Generation', Pakar K3 ini menyarankan bahwa motivasi utama dalam melaksanakan keselamatan dan kesejatan kerja (K3) adalah mencegah kecelekaan kerja dan penyakit yang ditimbulkan oleh pekerjaan. 

Menurutnya, erat kaitannya dengan bahaya dan risiko. Bahaya, lanjut Zulkifli, merupakan sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden yang berakibat pada kerugian, sedangkan risiko merupakan kombinasi dari peluang dan konsekuensi suatu kejadian yang berbahaya  dan dapat menimbulkan dampak yang merugikan.

"Tempat kerja yang aman dan sehat menjadi penting karena mendukung setiap pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif dan efisien," tegas Ketua Dewan Pakar Gerbang Betawi ini. 

Sebaliknya, lanjut Zulkifli, jika tempat kerja tidak terlindungi dan banyak terdapat bahaya dan risiko K3, kerusakan dan absen karena sakit menjadi tak terhindarkan yang pada gilirannya dapat mengakibatkan hilangnya pendapatan bagi pekerja dan produktivitasnya menjadi berkurang bagi perusahaan. 

BACA JUGA: Peter Gontha Tekankan Era Kapitalisme Pengawasan di Forum Road to Islamic Digital Transformation 2025

"Manajemen risiko K3 menjadi salah satu pengawal proses operasi dalam mewujudkan tempat kerja yang aman dan sehat," tegas Prof Zulkifli yang juga aktif sebagai Konsultan Senior Lembaga Pendidikan dan Pengabdian Kesehatan Masyarakat UI ini. 

Mengutip data dari laporan ILO yang berjudul Safety and Health at the Heart of the Future of Work, ia menyoroti risiko keselamatan dan kesehatan yang dapat muncul akibat perubahan pada beberapa aspek seperti teknologi, demografi, perubahan iklim dan perubahan dalam organisasi kerja. 

Dalam pidatonya, Prof Zulkifli menguraikan bagaimana peran manajemen risiko K3 dan bagaimana posisinya dalam keilmuan K3. Menurut mantan aktivis Keluarga Mahasiswa Betawi (KMB) ini, keilmuan K3 merupakan ilmu terapan. 

Keilmuan K3 mempunyai tujuan untuk menciptakan sistem kerja yang aman atau safe work system. Karena itu, menurut anak keempat dari delapan bersaudara pasangan alm Djunaidi Amin dan Nani Djunaidi ini, metode yang dikembangkan adalah manajemen risiko yang berbasis pada problem solving method  dengan  tahapan-tahapan mulai dari identifikasi, analisis dan pengendalian. 

Sebagai sebuah ilmu, kata Zulkifli, tentu saja manajamen risiko K3 ini juga terus mengalami perkembangan. 

BACA JUGA: Unpad Gelar Orasi Ilmiah '80 Tahun Prof Romli Atmasasmita : Pembangunan dan Penegakan Hukum di Era Globalisasi'

"Inilah yang terkait dengan  furture risk sebagai akibat dari perkembangan teknologi dan adanya gap generation serta perubahan-perubahan dari segi sosial dan ekonomi saat ini," ujar suami Siti Zulaiha ini. 

Sumber: forum jurnalis betawi