Buku M Rochjani Soe'oed, Mengangkat Peran Anak Betawi dalam Sumpah Pemuda 1928
Peluncuran buku 'M Rochjani Soe'oed: Dari Betawi untuk Indonesia'.-Istimewa-
JURNALISID.COM --- Bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda, Senin (28/10), peluncuran buku 'M Rochjani Soe'oed: Dari Betawi untuk Indonesia' digelar di Museum Sumpah Pemuda, Jalan Kramat Raya 106, Jakarta Pusat.
Hadir dalam peluncuran buku itu anggota DPD RI Dailami Firdaus dan tokoh Betawi Sylviana Murni. "Semua mantan gubernur kami undang, tapi ada yang berhalangan," kata Lahyanto Nadie, sang penulis buku tersebut.
Bang Lay, panggilan akrab Lahyanto Nadie, menjelaskan, Gubernur DKI Jakarta periode 1997-2007 Sutiyoso tidak dapat hadir namun memberikan kata sambutan dalam buku tersebut.
"Saya mengapresiasi tim penulis yang bukunya dalam genggaman pembaca ini. Tim melakukan semacam 'napak tilas', sosok dan kehidupan Mohamad Rochjani. Pembaca dapat memetik pelajaran dan hikmah dari anak Betawi kelahiran Jakarta 1 November 1906 ini," kata Bang Yos, sapaan Sutiyoso.
Sementara itu, mantan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok juga turut menyampaikan ucapan selamat dan sukses atas peluncuran buku ini. "Pak Ahok tak dapat hadir karena masih berada di China," kata Bang Lay.
BACA JUGA: Sarasehan di Perkampungan Budaya Betawi Menyambut Jakarta Jadi Kota Global
Para pembicara dalam peluncuran buku itu ialah antropolog dari Universitas Indonesia Prof Yasmine Zaki Shahab dan budayawan N Syamsuddin Ch Haesy atau yang lebih dikenal dengan panggilan Bang Sem.
Tampil sebagai moderator adalah budayawan Betawi Yahya Andi Saputra dan pembahas sejarawan dari Museum Sumpah Pemuda Eko Septian Saputra.
Yasmine mengatakan bahwa selain menelusuri dan mencari informasi sedetail mungkin lantas mengabadikannya menjadi sebuah buku, perlu juga peninggalan Rochjani diabadikan menjadi benda bersejarah. Misalnya rumah Rochjani di Kepu, Kemayoran, Jakarta Pusat, harus jadi cagar budaya.
Pemerintah DKI Jakarta perlu segera cepat bergerak menjadikan rumah tersebut menjadi cagar budaya agar tidak punah. Bagi masyarakat Betawi juga harus memahami bahwa ada aset yang terancam.
BACA JUGA: Kemenkumham DKI Jakarta Gelar Festival Seni Budaya Betawi
"Orang Betawi berdosa jika aset penting tersebut sampai terjual. Ini penting saya tegaskan agar orang Betawi pada melek," katanya.
Sementara itu, Bang Sem menjelaskan bahwa potret dimensional berbagai aspek dan faktor ketokohan Rochjani Soe'oed dari personalitas dirinya, dimensi lingkungan domestiknya (termasuk ketika kemudian berumah tangga), lingkungan sosialnya sebagai ambtenaar dan aktivis pergerakan pemuda, sangat kaya.
Bila hendak dihadirkan pada dimensi kekinian sebagai cermin di tengah kehidupan bangsa yang gamang, tak menentu, ribet, dan dihadapkan dilema kemenduaan, eksistensi dan peran dirinya merupakan cermin jernih.
Sumber: forum jurnalis betawi