Sketsa Jakarta : Betawi Bojonggede

Sketsa Jakarta : Betawi Bojonggede

Potret jadul Stasiun Bojonggede, Bogor.-DOK.WIKIPEDIA-

JURNALISID.COM --- Namanya Mariyanah --sebut saja begitu-- penunggu kedai makanan tak jauh dari Stasiun Bojonggede, Bogor

Saya kaget ketika diajak ngobrol, dia ternyata menyahut dengan dialek Betawi kental. 

"Saya aslinya memang dari Kawi, Setiabudi, Pak. Deket Pasar Manggis. Nyak ama babe kena gusur, terus pindah ke sini," jelasnya sambil menyodorkan makanan pesanan saya.

Saya lalu menyebut nama seorang sahabat, almarhum Sahrul Kumala, yang pada 1980-an juga pernah tinggal di Kawi. 

Seingat saya, Sahrul yang kemudian pindah ke Tanjung Lengkong, Kampung Melayu, termasuk orang yang memfasilitasi relokasi warga Kawi saat itu. 

Selain mengenal Sahrul, Mariyanah juga mengenal almarhum Bang Jalu, jagoan Pasar Manggis di masanya. Bang Jalu ini dulu sering traktir saya nasi goreng Pasar Manggis yang terkenal itu. 

Meski rumah di Matraman, tahun 1980-an akhir, saya sering nongkrong di seputar Menteng Sukabumi, Pasar Rumput, hingga Pasar Manggis.

Obrolan masa lalu jadi makin mengasyikkan, karena Mariyanah masih ingat banyak hal tentang kampung halamannya. 

Soal kelakuan para pedagang di Pasar Rumput masa itu, tentang cerita keangkeran markas Polisi Militer Guntur, diskotek pinggir rel sepanjang Jalan Halimun, masa jaya Pasaraya milik mantan menteri Abdul Latief yang terletak tak jauh dari terminal Manggarai, copet-copet dan preman-preman Manggarai, hingga proses penggusuran warga Setiabudi.

"Saya belom kawin waktu kena penggusuran. Dapet jodohnya di sini, ama orang Bogor, tapi laki saya sekarang udah meninggal," cerita Mariyanah yang kini sudah berusia 54 tahun dan punya beberapa anak. 

Menurut Mariyanah, para tetangganya di Kawi dulu banyak yang kemudian beli rumah di Bojonggede, Citayem, sampai Bogor. Karena harganya saat itu masih terjangkau.

Bahkan kata Mariyanah, ada perkumpulan eks orang Setiabudi dan sekitarnya di Bojonggede yang dulu sering bikin pertemuan. Semacam reuni buat melepas rasa kangen. 

"Ya itu tetangga-tetangga saya semua. Dulu sih sering banget ngumpul. Sekarang udah rada jarang. Berasa udah tua kali ya, banyak juga yang udah meninggal kayaknya," sambung Mariyanah, seraya menyebutkan sejumlah nama mantan tetangga yang sudah pergi mendahului.

Karena sudah jarang bertemu, hubungan akrab yang dulu pernah terjalin di antara mantan Kawi'ers ini akhirnya mulai renggang. 

Sumber: cerpen icul