Menjaga Asa Investasi dan Keberlanjutan Sektor Logistik di Asia Pasifik

Menjaga Asa Investasi dan Keberlanjutan Sektor Logistik di Asia Pasifik

FIATA-RAP Meeting 2024 di Nusa Dua, Bali, 11-12 Juli 2024.-Istimewa-

"Investasi dalam teknologi hijau dan solusi logistik yang berkelanjutan bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak. Penggunaan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) dan big data dalam manajemen rantai pasok telah menunjukkan efisiensi yang signifikan, mengurangi biaya operasional hingga 20 persen dan emisi karbon hingga 15 persen," terang Ketua Umum ALFI/ILFA Akbar Djohan.

Dalam Rapimnas ALFI/ILFA 2024 yang digelar setelah diskusi panel FIATA-RAP 2024, seluruh anggota ALFI/ILFA menyepakati rekomendasi usulan asosiasi kepada pemerintah untuk mendirikan suatu badan atau lembaga setingkat kementerian yang khusus untuk mengatur tata kelola logistik nasional dan berkoordinasi dengan instansi terkait dan industri dalam negeri.

Akbar menambahkan, pihaknya mengusulkan pembentukan lembaga atau badan atau dewan logistik nasional yang independen, dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. "Badan Logistik Nasional ini merupakan langkah strategis sekaligus motor penggerak dalam meningkatkan efisiensi, transparansi, dan integritas sistem logistik nasional kita."

Komitmen dan Sinergi Industri dalam Logistik Berkelanjutan

Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid mengatakan sektor logistik telah menjadi urat nadi dalam pertumbuhan bisnis di tanah air. Kolaborasi dan sinergi industri merupakan urgensi dalam memastikan keberlanjutan bisnis logistik.

"Tanpa logistik yang baik dan efisien, ekonomi kita tidak bisa terbang tinggi. Selain menjaga pertumbuhan, industri perlu menjaga bumi kita dengan transisi energi di sektor logistik. Kadin tentu menyambut baik sekali FIATA-RAP 2024," katanya.

Adopsi pengembangan teknologi melalui digitalisasi dan pemanfaatan energi yang ramah lingkungan menjadi perhatian bagi kalangan industri yang bersentuhan dengan aspek logistik. Direktur Perencanaan Bisnis PT Pertamina International Shipping (PIS) Eka Suhendra mengatakan, digitalisasi mampu membuat pengaturan terhadap pergerakan kapal menjadi lebih efisien, lebih maksimal.

Pemakaian energi yang ramah lingkungan juga menjadi fokus PT Kilang Pertamina Internasional (KIP). "Penggunaan bahan bakar saat ini menjadi salah satu kontributor emisi. Dengan melakukan efisiensi energi, maka kita dapat menurunkan 20-25 persen konsumsi fuel," kata Woody Boemara selaku VP Supply and Logistic Operation PT KIP.

Direktur Strategi PT Pelindo (Persero) Prasetyo mengatakan, optimalisasi sistem operasional perusahaan menjadi faktor yang dapat berkontribusi terhadap penurunan biaya logistik. Diketahui setelah merger, Pelindo fokus penerapan sistem operasi Single Enterprise Resources Planning (ERP) berbasis sistem Application and Product (AP). "Kami implementasi digitalisasi, baik itu di Terminal Operating System, kemudian juga ke Single ERP. Nah, ini juga akan meningkatkan performance dari Pelindo," ujarnya.

Upaya bersama dalam mewujudkan keberlanjutan bisnis logistik tak terlepas dari kepatuhan terhadap regulasi, khususnya compliance pajak. Managing Director TaxPrime Muhammad Fajar Putranto memaparkan bahwa masih terdapat pengusaha Indonesia yang terdampak atas ketidakselarasan regulasi dengan kondisi bisnis logistik global, khususnya soal perpajakan.

FIATA-RAP Meeting 2024 akan berakhir Jumat dengan agenda persetujuan atas risalah pertemuan FIATA. Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan tahun ini akan menyerahkan tongkat estafet bagi tuan rumah selanjutnya. Dalam acara terakhir juga diadakan roundtable meeting antaranggota FIATA untuk membahas internal organisasi, yang ditutup dengan pertemuan B2B untuk memperkuat kolaborasi dan sinergi pemimpin industri logistik. (Atn)

 

Sumber: