FIATA-RAP Meeting 2024 Digelar Dua Hari di Nusa Dua Bali
Keterangan pers jelang FIATA-RAP Meeting 2024 di Nusa Dua, Bali.-Istimewa-
Jurnalis ID – Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA) bersama Federation of International Freight Forwarders Associations (FIATA) akan menggelar kegiatan tahunan FIATA-RAP Meeting 2024 di Merusaka, Nusa Dua, Bali, 11-12 Juli.
Mengusung tema 'The Future of Logistics Investment: Navigating Towards Sustainability', acara ini mempertemukan para pemimpin industri, investor, dan pemangku kepentingan dari seluruh dunia khususnya Asia Pasifik untuk mendiskusikan masa depan investasi di sektor logistik dan bagaimana membangun keberlanjutan dalam rantai pasok global.
Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin akan membuka acara sekaligus memberikan arahan terkait strategi investasi dan pembangunan sektor logistik. Sejumlah keynote speakers turut membuka acara antara lain Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Presiden FIATA Turgut Erkeskin, Ketua Umum ALFI/ILFA Akbar Djohan, Chairman FIATA-RAP 2024 Yukki N Hanafi, dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Arsjad Rasjid.
Dalam diskusi panel FIATA-RAP 2024, sejumlah pembicara yang hadir antara lain Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal, Kementerian Investasi/BKPM, PT Pelindo (Persero), PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), PT Pertamina International Shipping (PIS), hingga perwakilan FIATA.
Kegiatan ini bakal diikuti perwakilan 22 negara anggota ALFI, sekaligus lebih dari 200 pengusaha nasional dan internasional juga bakal bertemu untuk mengeksplorasi potensi bisnis baru, baik melalui kemitraan strategis, investasi, pengelolaan aset, konsultasi pajak, maupun adopsi teknologi yang meningkatkan efisiensi operasional dan daya saing.
Pertumbuhan Sektor Logistik Global
Benchmark international mencatat pasar pengangkutan (freight) dan logistik global diperkirakan akan tumbuh menjadi US$18,69 miliar pada 2026 dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata (CAGR) sebesar 4,4 persen. Pasar freight forwarder logistik mencakup penjualan jasa oleh perusahaan yang mengangkut barang dan komoditas melalui darat, laut, dan udara. Ini mencakup pergudangan operator, transportasi, pengiriman, hingga pengemasan.
Di Asia Pasifik, Mordor Intelligence menyebut ukuran nilai pasar logistik dan forwarder mencapai US$3,55 triliun pada 2024, yang diperkirakan akan mencapai US$4,56 triliun pada 2029. Dengan jumlah sekitar US$3,9 triliun, pasar logistik di kawasan Asia Pasifik menjadi yang terbesar secara global, didorong meningkatnya permintaan dari sektor manufaktur dan perkiraan kembalinya pengguaan ruang dari sektor e-commerce.
Kondisi Logistik Indonesia: Harapan dan Tantangan
Sektor logistik di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang positif meskipun dihadapkan pada tantangan sekitar 5,5 persen, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 7 persen. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan volume perdagangan, ekspansi infrastruktur, dan adopsi teknologi baru dalam manajemen rantai pasok.
"Investasi dalam teknologi hijau dan solusi logistik yang berkelanjutan bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak. Penggunaan teknologi seperti Artificial Intelligence dan Big Data dalam manajemen rantai pasok telah menunjukkan efisiensi yang signifikan, mengurangi biaya operasional hingga 20 persen dan emisi karbon hingga 15 persen," ujar Ketua Umum ALFI/ILFA Akbar Djohan.
Industri logistik di Indonesia, terang Akbar, berada di persimpangan jalan yang kritis menghadapi tantangan sekaligus harapan. Krisis geopolitik di Eropa, Asia, hingga Afrika Utara, regulasi yang semakin ketat, perang dagang, dan perubahan dinamika pasar menjadi tantangan. Di sisi lain, terdapat peluang besar untuk berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan tren industri yang terus berubah.
Membuka Pintu Kolaborasi untuk Masa Depan Logistik
FIATA-RAP Meeting 2024 akan menjadi platform untuk membahas berbagai tantangan dan peluang dalam industri logistik. Selain mempertemukan gagasan baru, para peserta anggota FIATA juga dapat merumuskan ide dan usulan kepada regulator dan pemerintah masing-masing negara terkait keberpihakan terhadap sektor logistik.
Sumber: