Tidur Lebih Lama di Akhir Pekan Bisa Kurangi Risiko Penyakit Jantung
anjuran waktu tidur-Ilustrasi-Pinterest
JURNALISID.COM --- Manusia butuh istirahat. Penelitian menyebutkan tidur setidaknya tujuh jam dalam satu hari dibutuhan manusia untuk gaya hidup sehat.
Akademi Kedokteran Tidur Amerika pun menyarankan hal yang sama. Namun, banyak yang kesulitan untuk menerapkan kebiasaan sehat ini karena berbagai alasan, termasuk gaya hidup yang cepat dan kebiasaan tidak sehat.
Kini, ada kabar baik jika kita ingin mengejar kekurangan tidur ini di akhir pekan. Dikutip dari The Hindustan Times, berdasarkan sebuah studi yang dipresentasikan dalam pertemuan terbaru dari European Society of Cardiology (ESC), tidur lebih lama di akhir pekan dapat mengurangi risiko penyakit jantung hingga 20 persen.
Laporan baru ini dipresentasikan oleh penulis Yanjun Song dari Pusat Penyakit Kardiovaskular Nasional Tiongkok. Riset itu menyatakan bahwa tidur kompensasi yang cukup terkait dengan risiko penyakit jantung yang lebih rendah. Mereka menemukan efek ini signifikan di antara orang-orang yang secara teratur mengalami kurang tidur di hari kerja.
Para peneliti melakukan studi pada 91 ribu peserta yang dibagi menjadi empat kelompok yang kira-kira sama besar, berdasarkan siapa yang tidur paling sedikit dan siapa yang tidur paling banyak per malam.
Baca juga: Nah Lho... Minum Susu Sebaiknya tidak Dicampur dengan Bahan Ini
Tim kemudian menghitung risiko penyakit jantung setiap peserta dan melakukan tindak lanjut 14 tahun setelah penilaian awal mereka, termasuk pemeriksaan catatan rumah sakit dan kematian individu mereka, bukti penyakit arteri koroner, gagal jantung, ketidaknormalan ritme jantung, dan stroke.
Studi ini menemukan bahwa kelompok yang tidur paling lama di akhir pekan memiliki kemungkinan 19 persen lebih rendah untuk mengembangkan penyakit jantung.
Mereka yang mengidentifikasi diri sebagai kekurangan tidur dan mengejar tidur di akhir pekan memiliki risiko 20 persen lebih rendah untuk mengembangkan penyakit jantung.
Namun, penulis studi ESC mencatat beberapa faktor yang membatasi penelitian mereka, termasuk 75 persen peserta tidak melaporkan tidur kurang dari tujuh jam selama minggu.
Selain itu, data bergantung pada laporan individu tentang kebiasaan tidur mereka, yang mungkin tidak akurat.
Mereka juga tidak mempertimbangkan bentuk perawatan yang mungkin diterima banyak peserta selama 14 tahun antara evaluasi. Karena alasan ini, studi ini memiliki keterbatasan. (Atn)
Sumber: the hindustan times