Bun Upas, Embun Es Pemikat di Dataran Tinggi Dieng

Bun Upas, Embun Es Pemikat di Dataran Tinggi Dieng

Kawasan Candi Arjuna di Dataran Tinggi Dieng diselimuti Embun Es-jateng.keren-Instagram

JurnalisID – Fenomena Bun Upas atau Embun Upas alias Embun es di kawasan kompleks Candi Arjuna di dataran tinggi Dieng, memang mengundang perhatian wisatawan untuk melihat dan merasakannya secara langsung.

 

Diketahui, Embun Upas merupakan Embun es yang diakibatkan oleh suhu yang rendah hingga minus. Diberitakan, pagi hari di seputar dataran tinggi Dieng sudah beberapa kali membeku pada pertengahan tahun ini. Suhu turun bahkan sampai minus 3,5 derajat celsius.

 

Turunnya suhu udara di kawasan kompleks Candi Arjuna, membuat Embun yang menempel di rumput, daun kering serta tanaman perkebunan penduduk sekitar terlihat memutih, dan mengeras. Kabut tipis juga terlihat turun di sekitar Candi.

 

 

Itulah mengapa masyarakat di daerah yang berlokasi di wilayah Jawa Tengah ini menyebutnya “Bun Upas” alias Embun racun. Karena kehadirannya seringkali membuat rusak tanaman perkebunan milik penduduk.

 

Mengutip dari detikJateng, salah seorang pelaku wisata yang kebetulan hadir di tengah-tengah situasi turunnya Embun es tersebut, sempat mengukur suhu udara di dekat salah satu Candi.

 

Pelaku wisata tersebut mengukurnya di Candi Setiyaki, yang juga terletak di kawasan Kompleks Candi Arjuna. Saat itu suhu udara terendah terlihat di pagi hari, yakni mencapai minus 3,5 derajat.

 

 

Pembuat aplikasi suhu udara Dieng, sekaligus pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarnegara, Aryadi Darwanto mengatakan, memang suhu udara di dataran tinggi Dieng sudah turun sejak Rabu (26/7/2023) sore.

 

Bahkan berdasarkan catatan yang dibuat oleh Aryadi Darwanto, suhu udara pada pukul 20.04 WIB sehari sebelumnya sudah mencapai 3 derajat celsius.

 

"Suhu udara di Dieng sudah turun sejak sore hari sebelumnya. Sekitar pukul 20.04 WIB sudah turun 3 derajat," ujarnya mengutip dari detikJateng, beberapa waktu lalu.

 

 

Selanjutnya, suhu terus turun hingga tembus minus 3,5 derajat. Diukur berdasarkan alat ukur suhu udara atau termometer yang diletakkan di dekat Candi Setiyaki.

 

Lambat laun, suhu udara kembali naik seiring terbitnya matahari pagi. "Suhu terendah, sekitar pukul 6 kurang, sampai minus 3, 5 derajat celsius. Namun secara perlahan suhu berangsur naik, ketika matahari mulai tinggi," terang Aryadi lagi.(Jur-01)

Sumber: detikjateng

Berita Terkait