IEE Series 2025: Sustainability Mejadi Katalis Tranformasi Industri Indonesia

IEE Series 2025: Sustainability Mejadi Katalis Tranformasi Industri Indonesia

Indonesia Energy & Engineering Series 2025. (Ruby)--

BACA JUGA:Data Center Asia Indonesia Bakal Debut di IEE Series 2025

Kedua produk tersebut sangat cocok untuk digunakan di negara Indonesia yang memiliki perubahan iklim cukup ekstrim, dan telah diterapkan di proyek pembangkit listrik tenaga angin di Sulawesi.

Selama pameran, berlangsung pula sejumlah diskusi industri, seperti Construction Talk bertema 'Smart Building Integration and Electrical Grid: Achieving Energy Efficiency and Resilience'. Diskusi ini membahas efisiensi energi dan otomatisasi melalui teknologi smart building, dengan narasumber dari Prakarsa Jaringan Cerdas Indonesia (PJCI), Asia Pacific Urban Energy Association (APUEA), Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Indonesia (MASKEEI), serta Green Building Council Indonesia (GBCI). 

Perbincangan menyoroti tantangan penurunan emisi global, di mana konservasi energi melalui efisiensi menjadi langkah penting selain transisi ke energi terbarukan. Salah satunya, yaitu teknologi smart grid yang memungkinkan sistem bangunan merespon kebutuhan energi dengan memanfaatkan IoT, otomatisasi, kecerdasan buatan (AI), dan komunikasi real-time (RTC).

Isu keberlanjutan seperti ini juga didiskusikan lebih lanjut pada workshop Green Product Council Indonesia (GPCI) bertajuk 'HIJAU Bukan Sekadar Label: Bedah Tuntas Sertifikasi Green Label Indonesia, LCA, dan Ekonomi Sirkular'. 

BACA JUGA:Berbagai Exhibitor Hadir Dukung Keberlanjutan Industri Sejalan dengan Visi IEE Series 2024 - Engineering Week

Dasi Agung Ospaman, Product Rating Development Analyst GPCI, menjelaskan metodologi Life Cycle Assessment (LCA) untuk mengukur dampak lingkungan produk dari awal hingga akhir siklus hidupnya. Ia menekankan bahwa LCA menjadi dasar ilmiah dalam sertifikasi Green Label Indonesia dan membantu perusahaan fokus pada area dengan dampak lingkungan terbesar. Menambahkan, Mochamad F. Dahlan, Vice Chief Operating Officer GPCI, menekankan pentingnya paradigma ekonomi sirkular berbasis prinsip 5R (refuse, reduce, reuse, repurpose, recycle). Menurutnya, saat inilah momentum yang tepat bagi Indonesia untuk beralih pada produk ramah lingkungan.

Di luar pameran teknologi, IEE Series 2025 juga bekerjasama dengan Repair Project yang mengubah sampah plastik Sungai Citarum menjadi papan tahan lama yang kemudian menjadi bahan plakat, podium panggung, hingga furnitur yang digunakan di area pameran. 

Selain itu, IEE Series 2025 juga menegaskan inisiatif keberlanjutannya di industri MICE melalui kerjasamanya dengan Rappo untuk mengolah sisa materi pameran tahun sebelumnya, seperti banner, menjadi merchandise dan decking-tiles. Hal ini dicanangkan demi mengurangi sampah hasil pameran, sekaligus membangun ekosistem keberlanjutan di industri MICE.

 

Tag
Share
Berita Lainnya