ADEXCO 2025 Jadi Panggung Inovasi dan Kolaborasi Penanggulangan Bencana Berkelanjutan

Pameran ADEXCO 2024. (Pamerindo Indonesia)--
Fokus tersebut mencakup penguatan sistem penanggulangan bencana berbasis teknologi dan komunitas, respons cepat terhadap bencana alam dan industri (multihazard response), pengembangan teknologi sistem peringatan dini (early warning system), infrastruktur tangguh terhadap bencana (resilient infrastructure), manajemen pascabencana dan pemulihan terpadu, serta adaptasi terhadap perubahan iklim melalui pendekatan berbasis alam (nature-based solutions).
Direktur Operasional ADEXCO, Andrian Cader, menyatakan bahwa ADEXCO 2025 merupakan langkah strategis untuk memperkuat ketahanan bencana dan perlindungan sipil di tengah meningkatnya risiko akibat krisis iklim dan urbanisasi.
Melalui inovasi, kolaborasi lintas sektor, dan kesiapsiagaan terstruktur, ADEXCO hadir sebagai platform yang mendorong Asia, khususnya Indonesia, menuju masa depan yang lebih aman dan tangguh.
Ia menekankan pentingnya peran lembaga perlindungan sipil dalam membangun sistem respons yang terintegrasi dan adaptif menghadapi kompleksitas ancaman bencana.
Sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam membangun ketahanan berkelanjutan, mengingat kerentanannya terhadap berbagai risiko bencana seperti aktivitas seismik, banjir, dan dampak perubahan iklim.
ADEXCO 2025 diharapkan menjadi katalisator sinergi antar pemangku kepentingan dalam menjawab tantangan kemanusiaan dan lingkungan yang semakin kompleks. Hal ini juga selaras dengan laporan UNDRR yang menyebut Asia sebagai kawasan paling rentan terhadap bencana, terutama banjir.
Menanggapi tantangan tersebut, pendekatan adaptif dan berbasis teknologi menjadi kunci. Di Indonesia, pemanfaatan teknologi seperti drone, AI, big data, dan sistem peringatan dini telah mempercepat respons dan meningkatkan akurasi mitigasi. Komitmen ini diperkuat oleh kebijakan nasional seperti RIPB 2020–2044 yang menekankan sinergi lintas lembaga dan integrasi sistem informasi.
“ADEXCO mengambil peran strategis dalam membentuk kerangka ketahanan menyeluruh yang mencakup teknologi, komunitas, dan institusi perlindungan sipil dengan harapan menjadikan Indonesia model ketahanan berkelanjutan di kawasan,” tutup Andrian.
Di mana, Indonesia digolongkan sebagai salah satu negara yang rawan akan bencana, baik bencana alam, bencana non alam maupun bencana yang diakibatkan oleh kegiatan manusia. Secara geografis Indonesia terletak di zona subduksi atau persimpangan tiga lempeng utama yaitu lempeng Eurasia di utara, lempeng Pasifik di timur, dan lempeng Indo-Australia di selatan yang menyebabkan Indonesia rawan terhadap bencana alam.
Menghadapi kondisi geografis dan tantangan kebencanaan yang semakin kompleks tersebut, diperlukan pendekatan yang adaptif dan berbasis teknologi. Dalam konteks ini, adopsi teknologi memainkan peran krusial. Di Indonesia, teknologi telah menjadi katalisator penting dalam mempercepat respons dan meningkatkan akurasi mitigasi.
Pemanfaatan drone, artificial intelligence (AI), big data, dan remote sensing semakin meluas, khususnya untuk keperluan pemetaan risiko dan respons darurat. Di sisi lain, sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS) berbasis komunitas juga mulai terintegrasi dengan jaringan digital nasional dan sistem peringatan resmi berbasis teknologi.
Upaya ini turut didorong oleh kebutuhan lintas sektor akan ketangguhan infrastruktur. Sektor konstruksi, transportasi, energi, dan logistik kini dituntut memenuhi standar desain yang tahan terhadap bencana (disaster-resilient design) guna meminimalkan risiko sistemik di masa krisis.
Dorongan terhadap inovasi ini pun diperkuat melalui komitmen kebijakan nasional. Transformasi tersebut sejalan dengan arah kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2020 tentang Rencana Induk Penanggulangan Bencana (RIPB) 2020–2044.
Regulasi ini menekankan pentingnya sinergi lintas lembaga, pemanfaatan teknologi, serta integrasi sistem informasi dalam membangun ketangguhan nasional yang inklusif dan berkelanjutan, termasuk melalui mekanisme penilaian ketahanan bencana dalam setiap pembangunan infrastruktur publik.
“Dalam konteks inilah ADEXCO mengambil peran strategis, mendorong terbentuknya kerangka ketahanan menyeluruh yang mencakup kemajuan teknologi, pelibatan komunitas, serta penguatan institusi perlindungan sipil. Melalui pendekatan yang terintegrasi, Indonesia diharapkan menjadi model ketahanan bencana berkelanjutan bagi Kawasan,” ungkap Andrian.
- Tag
- Share
-