Construction Indonesia 2025 Usung Building Materials & Technology, Dukung Penguatan Transformasi Konstruksi Berkelanjutan Tanah Air

Construction Indonesia 2025 Usung Building Materials & Technology, Dukung Penguatan Transformasi Konstruksi Berkelanjutan Tanah Air

Construction Indonesia siap digelar September 2025. (Istimewa)--

Melengkapi segmen arsitektur berkelanjutan, Austrian Embassy - Commercial Section akan memperkenalkan konsep sustainable architecture melalui desain gedung baru mereka di Jakarta. Dengan fokus pada efisiensi energi dan kenyamanan iklim, konsep ini menjadi contoh penerapan praktik arsitektur berkelanjutan di kawasan tropis, serta memperkaya kolaborasi internasional melalui solusi konstruksi pelengkap dari mitra global.

Memasuki edisi ke-25, Construction Indonesia 2025 tidak hanya menjadi ajang pameran, tetapi juga menjadi ruang kolaborasi strategis yang mempertemukan asosiasi dan komunitas strategis yang berperan penting dalam sektor konstruksi. Partisipasi mereka mencakup berbagai fokus, mulai dari produk ramah lingkungan hingga solusi berbasis digital.

Kemitraan Strategis dalam Mendorong Transformasi Sektor Konstruksi

Salah satu mitra strategis tahun ini adalah Green Product Council Indonesia (GPCI), organisasi nirlaba dan independen yang berdiri sejak 2015. Dalam Construction Indonesia 2025, GPCI akan mendorong transformasi industri konstruksi menuju arah yang lebih berkelanjutan melalui edukasi serta showcase produk-produk bersertifikasi green label. Kolaborasi ini memperkuat komitmen sektor konstruksi terhadap efisiensi energi, pengurangan emisi karbon, dan penerapan prinsip ramah lingkungan dalam seluruh rantai pasok nasional.

BOMA Indonesia juga turut hadir sebagai organisasi profesi yang menaungi berbagai pihak, mulai dari pemilik bangunan, manajer fasilitas, pengembang, hingga penyedia layanan properti komersial. Kolaborasinya dengan Construction Indonesia 2025 akan memperkuat sinergi antara pelaku industri dalam menciptakan bangunan yang efisien, aman, dan berkelanjutan, sekaligus mendorong penerapan standar internasional dalam manajemen properti di Tanah Air.

Dalam upaya mendorong integrasi antara sektor konstruksi dan arsitektur, Construction Indonesia 2025 menjalin kemitraan strategis dengan Indonesia Construction & Architecture Network (ICAN). Kolaborasi ini bertujuan menciptakan pembangunan yang inovatif, berkelanjutan, dan responsif terhadap kebutuhan masa depan. ICAN akan menghadirkan perspektif arsitektural dalam berbagai program diskusi dan seminar, sekaligus memperkuat peran arsitek dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek konstruksi. Selain itu, ICAN juga aktif menyelenggarakan kegiatan seperti Architectural Products Workshop, sebuah forum berbagi pengetahuan dan pengalaman antara prinsipal teknologi serta produsen bahan bangunan dengan para perencana proyek—khususnya arsitek, pengembang, dan kontraktor.

Sementara itu, ARCHILANTIS sebagai komunitas Open BIM Indonesia memperkenalkan solusi Seamless Open BIM Solution, platform berbasis Building Information Modelling (BIM), untuk memperkuat pemahaman dan penerapan BIM di kalangan pelaku industri konstruksi. Komunitas ini juga aktif mendorong transformasi digital melalui program rutin mereka, Weekend BIM Talk Series, yang selama beberapa tahun terakhir menjadi bagian dari kolaborasi dengan Construction Indonesia.

Pada sektor rantai pasok jasa konstruksi, Asosiasi Perusahaan Pracetak dan Prategang Indonesia (AP3I) hadir di Pameran Concrete Show SEA dengan fokus menampilkan teknologi pracetak dan prategang. Kolaborasi ini akan menyoroti peran penting teknologi tersebut dalam mempercepat proses konstruksi yang efisien, aman, dan berkelanjutan. AP3I juga akan menghadirkan inovasi terkini dari para anggotanya untuk mendorong adopsi sistem konstruksi modern yang mampu menekan biaya dan waktu tanpa mengorbankan kualitas struktur bangunan.

Lia menyebut bahwa keterlibatan asosiasi dan komunitas strategis di Construction Indonesia 2025 merupakan langkah penting untuk memperkuat cakupan sektor konstruksi secara menyeluruh.

“Kolaborasi dengan asosiasi seperti GPCI, BOMA Indonesia, ICAN, ARCHILANTIS, dan AP3I memungkinkan kami untuk tidak hanya menghadirkan produk dan teknologi terbaru, tetapi juga mempertemukan para pelaku industri dari berbagai disiplin. Melalui keterlibatan mereka, kami berharap dapat mendorong adopsi solusi inovatif yang lebih luas di sektor konstruksi dan memperkuat ekosistem industri yang berkelanjutan,” tutupnya.

 

Tag
Share
Berita Lainnya