Koordinasi yang intensif dengan para pemangku kepentingan ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua aspek pengadaan lahan dan kebutuhan konstruksi dapat ditangani dengan baik dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana menjelaskan, selain upaya pelestarian budaya Jasa Marga juga telah merealisasikan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) berbasis Creating Shared Value (CSV) di proyek jalan tol Yogyakarta-Bawen sebagai upaya pengendalian proses konstruksi agar selaras dengan komitmen perusahaan dalam menjaga pembangunan berkelanjutan.
"Sebagai bagian dari komitmen berkelanjutan dan kontribusi kepada masyarakat di sekitar proyek Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, Jasa Marga telah mengimplementasikan program TJSL yaitu Jasa Marga Medical Keliling (Jamedlink) untuk memberikan akses pelayanan kesehatan yang mudah dan meningkatkan kesadaran serta wawasan masyarakat," ujar Lisye.
BACA JUGA: Jasa Marga Lanjutkan Pemeliharaan Perkerasan Jalan Tol Ruas JORR E
Jalan Tol Yogyakarta-Bawen membentang melintasi dua provinsi, yakni Provinsi Jawa Tengah sepanjang 66,32 km dan DIY sepanjang 8,80 km. Proyek ini terbagi menjadi 6 seksi, yaitu Seksi 1 Yogyakarta-Banyurejo (8,80 km), Seksi 2 Banyurejo-Borobudur (15,20 km), Seksi 3 Borobudur-Magelang (8,10 km), Seksi 4 Magelang-Temanggung (16,65 km), Seksi 5 Temanggung-Ambarawa (21,39 km), dan Seksi 6 Ambarawa-Bawen (4,98 km).
Sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional, jalan tol ini bertujuan untuk mendukung program pemerintah dalam pengembangan infrastruktur.
Ketika beroperasi penuh nanti, perjalanan antara Semarang dan Yogyakarta diharapkan menjadi lebih efisien, dengan waktu tempuh yang awalnya 3 jam dapat dipersingkat menjadi hanya 1,5 jam.
Pembangunan tol ini tidak hanya akan memperlancar distribusi barang tetapi juga mendorong pengembangan industri dan pariwisata, serta meningkatkan konektivitas, terutama di wilayah selatan Pulau Jawa. (Srf)